Foto : Haryadi/Pontianak Post |
---
Banyak orang yang tidak menyangka. Apa
yang diperolehnya saat ini bukanlah sebuah rencana yang diinginkan. Hal itu
pula yang dirasakan oleh Yanieta ketika sang suami berhasil terpilih untuk
mendampingi Walikota Pontianak, Sutarmidji untuk periode 2013 -2018.
Yanieta menikah dengan Edi Rusdi Kamtono
sejak 18 tahun lalu. Awal perkenalannya dengan Edi terbilang unik. Inilah yang membuat
Yanieta tersenyum saat menceritakannya kepada For Her. “Dulunya saat SMA kebetulan
adiknya Bapak teman sekelas saya. Ketika mengantar adiknya, saya melihat
seorang pemuda sedang baca Koran, yang ternyata itu kakaknya teman yang kuliah
di UNS. Saya usil bilang ke teman, salam ya. Eh ternyata disampaikan dan
disalam balik olehnya,” kenang Yanieta tersipu.
Pertemuan pertama itu tak lantas
menjadikan keduanya menjalin hubungan. Hingga akhirnya Yanieta dipertemukan
kembali dengan Edi setelah kuliah di Fakultas Farmasi di Universitas Pancasila.
“Kebetulan, adik saya satu kerjaan dengan Bapak. Dari situlah kami mulai
menjalin pendekatan hingga dua tahun kemudian kami menikah,” jelas penghobbi travelling
ini.
Sejak
menikah dengan Edi tentu ada beragam cerita yang dialami oleh pasangan ini.
Meski kiprah Yanieta baru terdengar di kalangan masyarakat Pontianak setelah
suaminya terpilih sebagai wakil dari orang nomor 1 di Kota Pontianak. Menjadi istri
wakil walikota, mengharuskan dirinya
aktif di berbagai kegiatan. Terutama hal-hal yang berkaitan dengan ibu PKK dan
Dekranasda Kota Pontianak. “Ketika suami menjadi Kadis PU, saya tidak terlalu
banyak bergerak di masyarakat. Tetapi saat ini, saya harus mendampingi dan
mendukung tugas-tugas suami. Terkadang saya juga menemani suami, ketika saya memang
harus hadir bersama Bapak,” ujar alumni SMAN 1 Pontianak ini.
Sebagai
seorang istri, hal utama yang dilakukan adalah mendorong suaminya. Terlebih
ketika apa yang ingin dilakukan merupakan hal yang positif. “Sebagai istri,
tugas kita adalah mensupport dan selalu mendoakan hal-hal baik untuk suami.
Apapun yang kita lakukan, hendaknya atas keridhaan suami juga. Saya selalu
berdoa supaya suami dalam bekerja dimudahkan dan dilancarkan serta terhindar
dari bala dunia dan akhirat,” ungkapnya.
Saat
ditanya suaminya, apakah ia setuju atau tidak jika suaminya menyalonkan diri
sebagai wakil walikota Pontianak. Yanieta tak langsung menjawabnya. “Saya
shalat istikharah dulu. Kami juga minta izin kepada mertua dan orang tua.
Ketika akhirnya terpilih, saya berucap syukur kepada Allah. Ini adalah amanah
yang harus dijalani. Tak semua orang diberikan amanah ini. Saya juga selalu
menyampaikan kepada suami untuk selalu berhati-hati dan melakukan pekerjaan
dengan Bismillah,” jelasnya mengungkapkan kehati-hatian kepada suami agar
terhindar dengan kasus-kasus korupsi yang belakangan marak terjadi.
Dia
juga sangat berterima kasih kepada kedua orang tuanya. Berkat jasa bapak ibunya,
ia bisa seperti sekarang ini. “Alhamdulillah, orang tua saya sangat luar biasa.
Kita tidak bisa membalas, hanya bisa mendoakan agar mereka sehat dan diberikan
kemudahan serta kelancaran. Orang tua mendidik saya tidak dengan kemewahan,
tetapi dengan agama dan pendidikan. Sampai sekarang pun, orang tua masih suka
bertanya kamu dimana, serta memberikan buku doa-doa. Saya kadang menangis. Bisa
tidak ya saya seperti mereka,” pungkasnya. **
----
Mengapa Anda masih semangat untuk sekolah
Ini bentuk motivasi saya kepada anak. Saya dan suami sering
mengingatkan kepada anak saya, bahwa ilmu itu tidak ada habis-habisnya.
Sehingga tak ada kata berhenti untuk menuntut ilmu. Ini juga contoh untuk anak
saya, sesibuk apapun, saya tetap mau sekolah. Bahkan ketika di Jogja saya
lihatkan ke anak, ketika menuntut ilmu saya juga tidak tidur karena mengerjakan
tugas. Ilmu itu harus kita cari. Itulah yang bisa saya dan suami berikan untuk
masa depan anak, bukan harta. Saya juga berpesan kepada mereka, ilmu itu harus
disampaikan kepada orang lain, karena ilmu juga sebagian dari iman. Ilmu adalah
amanah juga.
Apakah Anak Anda juga nantinya akan memilih profesi yang
sama?
Saya dan suami membebaskan anak-anak mau jadi apa. Hanya saja, anak saya yang pertama sepertinya mengikuti jejak suami. Sama-sama senang menggambar. Sekarang dia kuliah di Fakultas Teknik Arsitektur UGM. Sedangkan dua lainnya masih sekolah. Yang kedua SMA Persatuan Bangsa Boarding School. Sedangkan yang kecil di Al-azhar tinggal dengan kami.
Bagaimana Anda mengisi waktu me time dan liburan bersama
keluarga
Bagi saya, bisa “leye-leye” di rumah, apalagi bersama suami
dan anak-anak bagi saya itu adalah me time dan merupakan kenikmatan luar biasa.
Saya bukan tipe orang yang suka Me time yang harus pergi ke mana-mana. Setelah
Bapak menjadi wakil walikota, kami tidak pernah liburan ke luar. Biasanya
anak-anak yang saya suruh pulang.
Bagiamana cara Anda membagi waktu
Soal membagi waktu saya serahkan kepada Allah. Semua yang
saya lakukan, saya minta dimudahkan dan dilancarkan saja. Dipikir-pikir berat
ya berat. Harus membagi waktu di rumah, sekolah dan untuk masyarakat juga.
Semuanya saya jalani dengan ikhlas dengan menikmati amanah yang saya emban.
Kalau dengan bapak, yang paling intensif itu malam. Setelah mangrib sambil
nunggu isya, kita ngobrol kadang sama anak. Diskusi apa yang saya dapat hari
ini, kegiatan apa, bahan lucu apa. Sejauh ini, saya belum ada lihat dukanya.
Saya nikmati saya bersyukur luar biasa sama Allah. Allah berikan kesempatan ini
pada kami. Tidak semua dipilih Allah untuk kesempatan ini.
Bagaimana Anda mendidik anak dari pengaruh negatif
Saya selalu katakan kepada anak saya, ketika menggunakan internet ada hal-hal yang boleh kalian baca, ada yang boleh dilihat saja tetapi jangan ditiru. Saya selalu ingatkan sekarang banyak pengaruh narkoba. Hati-hati berkawan. Terpenting jangan meninggalkan shalat. Saya rutin menelpon anak, kadang bergantian dengan suami. Karena anak saya semua laki-laki,saya sampaikan pula kepada mereka, suatu saat kalian menjadi kepala keluarga. Sehingga hal utama yang harus dilakukan mengajak keluarganya untuk shalat berjamaah.
Menurut Anda hal terpenting apa yang harus dilakukan
seorang istri kepada suami?
Saya mensupport wanita-wanita khususnya di kota Pontianak
bahwasannya jangan lupa kodrat sebagai istri. Kita harus mendampingi suami dan mendoakan
serta mengingatkan suami. Jangan selau ingin meminta tapi tidak memberikan
kewajiban kepada suami. Jangan minta lebih ke suami akhirnya membuat suami
berbuat diluar kemampuan suami yang akhirnya berbuat hal-hal yang dilarang. Apa
yang diberikan suami selalu bersyukur.
Kedua tidak ada perempuan yang bodoh di dunia ini. Semua
manusia terutama perempuan diberikan suatu kelebihan. Kalau kita yakin apapun
bisa kita laksanakan sehingga membuat suami bangga dengan kita. Mungkin saya
adalah wanita pekerja, saya harus tahu diri kodrat saya sebagai istri dan ibu.
Saya juga tidak bisa egois. Apapun yang saya lakukan harus atas persetujuan
suami.
0 komentar:
Posting Komentar