Ini cerita betangas. Kebetulan belum lama ini kerabat saya ada yang menikah. Betangas merupakan salah satu adat yang kerap dipakai orang Melayu dan Bugis yang tinggal di Pontianak, maupun di daerah sekitarnya. Buat yang tidak tahu, Pontianak itu ibukotanya Kalimantan Barat.
Betangas dilakukan tiga hari sebelum hari H atau hari pernikahan. Umumnya betangas di pandu oleh orang tetua. Di kota saat ini sudah sulit menemukan orang yang bisa menangas. Bahkan banyak pula yang beralih ke "Betangas modern" bisa itu spa ataupun ratus.
Tentu saja keduanya berbeda. Betangas lebih tradisional. Menggunakan tikar pandan yang dibuat melengkung. Selain tikar pandan. Ada rempah-rempah pilihan yang disiapkan. Rempah-rempah
tersebut terdiri dari akar jawe, pucok ganti, mesuik, kelabat, daun
nilam, daun pandan, dan serai wangi. Semua bahan itu direbus dalam
wadah. Biasanya menggunakan periuk. Rebus sampai mendidih. Jangan lupa
bagian atasnya tutup dengan daun pisang beberapa lapis dengan rapat.
Proses laksananya, calon pengantin duduk di atas kude-kude (kalau orang jawa bilang dengklek) terus di hadapannya di letakkan periuk rebusan rempah-rempah tadi. Kemudian tikar pandan tadi diarahkan ke calon pengantin sampai dia masuk ke dalamnya. Bagian atasnya ditutup dengan beberapa lapis kain. Tujuannya agar uapnya tidak banyak keluar.
Tugas calon pengantin membuka sedikit saja bagian daun pisang penutup rempah-rempah tadi. Kemudian mengaduknya menggunakan saji kayu secara perlahan sampai uap dalam periuk habis.Uap tersebut dipercaya baik untuk tubuh. Selain membuat tubuh menjadi wangi. Tradisi ini juga berfungsi membuang sue (sial). Masih dengan tujuan tersebut, pakaian yang kenakan selama bertangas sebaiknya satu baju dan satu celana saja. Atau kalau perempuan biasanya cukup satu kain yang dikembankan. Pakaian itu nantinya tidak boleh lagi dikenakan, bisa dibuang ke atap rumah, bisa pula dibuang begitu saja.
Usai bertangas calon pengantin Di bedak dengan bedak tradisional. Bahan pembuatnya menggunakan pucok ganti mesui sama pucok daun pandan. " bahan-bahan itu digiling sama pulot (beras ketan). Sebelumnya pulot direndam sampai halus. Setelah tercampur dibulat bulatkan lalu dijemor. Ketika ingin membedakannya di kasih air sedikit agar cair. Bedakkan ke seluruh tubuh," kata bu Fatimah, tukang tangas yang kerap di gunakan jasanya oleh banyak pengantin di Pontianak.
Tentu saja proses membuatnya tak sembarang. Ada bacaannya. Salah satunya dalam bentuk pantun.
"Pak Ribu2 sepanajang jalan..
Dipetik si jari manis...
Beribu-ribu org yg dtg....
Hanya aq yg paling manis," tambahnya.
Esok paginya calon pengantin dimandikan dengan bacaan khusus.
Sekian.
Proses laksananya, calon pengantin duduk di atas kude-kude (kalau orang jawa bilang dengklek) terus di hadapannya di letakkan periuk rebusan rempah-rempah tadi. Kemudian tikar pandan tadi diarahkan ke calon pengantin sampai dia masuk ke dalamnya. Bagian atasnya ditutup dengan beberapa lapis kain. Tujuannya agar uapnya tidak banyak keluar.
Tugas calon pengantin membuka sedikit saja bagian daun pisang penutup rempah-rempah tadi. Kemudian mengaduknya menggunakan saji kayu secara perlahan sampai uap dalam periuk habis.Uap tersebut dipercaya baik untuk tubuh. Selain membuat tubuh menjadi wangi. Tradisi ini juga berfungsi membuang sue (sial). Masih dengan tujuan tersebut, pakaian yang kenakan selama bertangas sebaiknya satu baju dan satu celana saja. Atau kalau perempuan biasanya cukup satu kain yang dikembankan. Pakaian itu nantinya tidak boleh lagi dikenakan, bisa dibuang ke atap rumah, bisa pula dibuang begitu saja.
Usai bertangas calon pengantin Di bedak dengan bedak tradisional. Bahan pembuatnya menggunakan pucok ganti mesui sama pucok daun pandan. " bahan-bahan itu digiling sama pulot (beras ketan). Sebelumnya pulot direndam sampai halus. Setelah tercampur dibulat bulatkan lalu dijemor. Ketika ingin membedakannya di kasih air sedikit agar cair. Bedakkan ke seluruh tubuh," kata bu Fatimah, tukang tangas yang kerap di gunakan jasanya oleh banyak pengantin di Pontianak.
Tentu saja proses membuatnya tak sembarang. Ada bacaannya. Salah satunya dalam bentuk pantun.
"Pak Ribu2 sepanajang jalan..
Dipetik si jari manis...
Beribu-ribu org yg dtg....
Hanya aq yg paling manis," tambahnya.
Esok paginya calon pengantin dimandikan dengan bacaan khusus.
Sekian.
0 komentar:
Posting Komentar