Hidup itu Selalu Berubah



Ungkapan  familar acap kali kita dengan bahwa hidup itu bak roda yang berputar. Kehidupan itu akan terus berputar tanpa mencoba untuk berhenti. Ia akan berproses , berganti dan berubah dari kehidupan yang satu dengan kehidupan yang lain. Kalau pun sama, ia pasti akan memiliki perbedaan, boleh jadi semakin meningkat atau bahkan menurun. Boleh jadi ia akan bertambah mungkin saja ia akan berkurang. Demikian halnya dengan  apa yang kita alami, kita miliki, bahkan yang tidak kita miliki akan mengalami perubahan.
Inilah yang kemudian saya rasakan. Perjalanan panjang hidup ini menghantarkan saya pada perubahan-perubahan itu sendiri. perubahan yang begitu beragam. Tapi saya bersyukur sebab perubahan itu bila dilihat ,dikaji lebih dalam, begitu banyak perubahan yang sebenarnya adalah nikmat Tuhan kepada saya. Ada banyak nikmat yang Allah berikan, bahkan untuk hal yang tak pernah diminta sekalipun.
Ya, meskipun saya menyadari ada banyak kisah yang menyenangkan. Tapi tidak mungkin berada ditingkatan yang sama bila kita ingin hidup kita meningkat. Kita tidak mungkin terus-terusan menjadi seorang pelajar, juga tidak mungkin terus-terusan menjadi seorang mahasiswa. Kedepan kita akan menjadi seorang pekerja, memiliki keluarga dan bahkan menjadi tua. Itu sudah menjadi kodrat kita sebagai manusia hingga Allah mengirimkan malaikat untuk membawa kita kepadaNya.
Perubahan yang tidak menyenangkan tentu akan kita rasakan juga. Termasuk saat-saat dulu, ketika masih menjadi seorang pelajar, hingga menjadi mahasiswa pun ada banyak perilaku yang menyenangkan bersama teman. Bersenda gurau. Kumpul bersama adalah hal yang paling indah.
Tapi setiap hal punya masanya. Setiap hal punya batasan. Seperti makanan yang akan kadaluarsa. Seperti kartu yang ada masa tenggangnya. Lantas apa kita harus bersedih???
Ya ,tentunya kita akan sedih. Sedih karena momen –momen tersebut telah kita tinggalkan. Ada banyak kesibukan, ada banyak rutinitas kedepan yang menanti. Teman-teman juga begitu. Mereka punya banyak aktifitas, mereka punya banyak kesibukan yang menyita waktu. Entah itu pekerjaan, entah itu kesibukan keluarga. Ya semuanya akan merasakan hal yang sama. Tidak mungkin akan menetap pada suasana dan situasi yang sama.
Mungkin dulu kita masih senang-senang karena kita dibimbing, tapi kini  boleh jadi kitalah yang menjadi pembimbing. Sehingga kita tak bisa lagi mengharapkan situasi yang sama seperti dulu. Kalaupun sama, posisi kita tentu sudah berbeda. Kita hidup juga mengemban amanah. Amanah dari Allah agar kita terus dan terus menjalani hidup ini dengan potensi yang kita miliki. Yang terpenting jangan pernah menyia-nyiakan hidup ini. Karena setiap orang inginkan kesuksesan, setiap orang inginkan kebahagiaan. Sehingga semuanya akan mengejarnya, akan meraihnya dengan cara yang berbeda. Karena pada dasarnya kesuksesan dan kebahagian setiap orang itu relatif.
Semakin matangnya usia, semakin matang pula proses kehidupan kita, dan semakin banyak rencana-rencana kedepan yang harus dibuat. Itu semua takdir Tuhan, yang harus kita lalui.Kalau boleh meminta, tentu semuanya akan meminta apa yang sudah menjadi kesenangan kita untuk tetap saja, jangan pernah diubah, tidak diganti. Tapi itulah kehidupan.

Apa yang kita raih kemarin adalah bekal untuk hari ini. Dan apa yang kita raih hari ni , untuk bekal di masa depan. Dan kelak kehidupan itu jauh lebih berat tantangannya, karena memang Tuhan menginginkan hambanya bisa menjalani kehidupan ini dengan sabar dan taqwa. Semakin dekat manusia dengan Tuhannya, semakin banyak juga cobaan yang mengiringinya. Yakinlah dimana ada kesulitan disitu ada kemudahan. Allah bersama orang-orang yang sabar. Dan apa yang menurut kita baik dalam hidup ini belum tentu bagi Allah, dan sebalikanya apa yang emnurut kia buruk, boleh jadi itulah yang terbaik.



Pontianak, depan TV
9-12-13
Edisi curhatan teman karena merindukan kebersamaan =)
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar: