Tahun demi tahun telah berlalu. Dari 2008, tak berasa kini sudah
memasuki akhir 2013. Sayup-sayup terdengar kenangan manis bersama. Mata
menerawang seakan memperlihatkan kenangan indah. Belum hilang dalam
bayangan, belum hilang dalam ingatan, belum puas masa kebersamaan, tapi
waktu jua yang akhirnya memberikan batasan.
Andai disuruh memilih,
andai disuruh meminta,saya akan meminta, Tuhan tak menghapuskan segala
kenangan ini, Tuhan akan memberikan kemuliaanNya, dan Tuhan selalu
meridhai kebersamaan yang telah dilalui. Hingga meski jauh, meski tak
lagi bersama, meski dengan cara yang berbeda, kita masih bisa mengikat
tali silaturahim dalam suka cita.
Menyadari ada banyak
perubahan,itulah cara Allah menunjukkan bahwa memang dalam hidup itu
mesti ada perubahan, kalau tidak berubah bukanlah kehidupan namanya.
Kita yang baik boleh jadi menjadi buruk. Kita yang salah, boleh jadi
menjadi benar, itulah kehendak Illahi. Maha pencipta Bumi, Maha Luas
pemilik langit dan bumi.
Ini cerita kita sobat, ini masa-masa yang
kita lalui bersama. Kala duduk bersama mendengarkan dosen memberikan
penjelasan seputar mata kuliah. Kadang ribut tak tentu arah.
Saya
mungkin orang yang selalu membuat kegaduhan lewat celetukan yang tak
bermakna. Masih jelas ingatan di otak saya, kala wak sauk menjadi
booming di saat celetukan itu muncul kala Mata Kuliah Pak Maikel, meski
efeknya kemudian hari, saya menyadari bahwa tidak mudah memang menjadi
seorang guru. Ketika di hadapkan pada siswa SD, yang memang masih senang
dengan dunia bermain.Ingin menangis pun pernah dirasa, kala suara tak
bisa menjadi senjata, marah juga tak di hiraukan. Tapi itulah tantangan.
Siswa SMA yang kadang lebih cerdas dan gaul dari kita. Gaya celetukan
juga harus diterima, terlebih hanya bisa menghela napas, karena
mengingat dulu juga begitu saya.
Belum lagi ketika suka menyela,
omongan yang serius menjadi pecah, luluh dan hilangnya konsentrasi.
Ketika asyik sang asdos menjelaskan terucap kata “coba kalian
bayangkan”, membuat ulah di dalam kelas dengan menyela “Tunggu dulu Pak,
saya bayangkan dulu”. Awalnya menjadi sebuah lelucon, tapi lama
kelamaan menjadi salah. Lantas, efeknya juga terasa, memang tidak mudah
menghadapi banyak jiwa dengan aneka ragam tingkah.
Beberapa
kenangan lain, masih jelas di ingatan. Ini juga yang menjadi motivasi
untuk menjadikannya sebuah karya yang mungkin bisa di ambil sisi
manfaatnya.
Disaat Suraji ketua Tingkat kelas B ’08 harus
bersusah payah, mengatur jam kuliah. Bahkan dia juga mungkin pernah
dimarah, untung saja tak sampai tersiksa. Suraji memang ketua yang tak
pernah tergantikan. Meski boleh jadi ia sudah begah. Bosan mengurus
banyak orang. Semoga menjadi ladang amal di kemudian. Kenangan lain saat
harus duduk bersama sobat kelas B, ngobrol di depan kelas, duduk di
kursi panjang. Bersenda gurau, tertawa lepas.
Kini, ada jarak yang
harus terbatas. Kala kesibukan menjadi alasan. Tapi itu tak menjadi
soal, sesekali masih masih bisa merasakan kebersamaan saat ada teman
yang mengukir kebahagian. Itulah yang dirasa, kala pernikahan seorang
sahabat menjadi pengobat rindu untuk kumpul bersama. Meski tidak semua
yang bisa hadir, tapi paling tidak itu menjadi memori terindah. Sudah
beberapa orang yang sudah menikah. Keluarga kelas B bertambah sumringah,
kehadiran kelaurga kecil menjadi tambah meriah.
Kampus menjadi
saksi keabadian kisah itu, meski hanya terpaut dalam ingatan. Juga tak
kalah hebohnya, saat bulan puasa. Acara buka puasa bersama menjadi momen
berharga, meski apakah itu akan terus terlaksana hingga kita semua
telah berpisah. Disaat tak ada lagi kata mahasiswa. Disaat tak ada lagi
kebersamaan kala duduk di lantai II depan Lift yang menjadi saksi
keceriaan, kegundahan hingga amarah.
Saling bertanya siapa yang
sudah, Acc menjadi kata yang familiar di akhir episode. Satu perstau
teman menuai suka, kala SK sidang hadir di depan mata. Ini menjadi
senjata untuk memotivasi yang lainnya.
Sobat, ini hanya sekelumit
kisah. Kalian juga masih ingat bukan, ketika ada beberapa dosen yang
diberikan julukan. Atau boleh jadi ada pula yang menyimpan kekaguman.
Semoga itu menjadi motivasi untuk masa depan. Bahkan segala gerak gerik
dosen yang terekam, kadang menjadi omongan. Ingat kita kelak tak tahu
kita bakalan jadi apa. Semua itu juga menjadi cerminan buat kita, bahwa
boleh jadi Allah mempertontonkan sikap kita melalui cara yang sama tapi
dengan situasi yang berbeda. Boleh jadi ada yang lucu, tapi juga
mungkin membuat kita sesak. Tapi itulah perjuangan menjadi seorang
pengajar dalam kehidupan.
Lagi, ketika ada banyak candaan yang
mungkin bisa menjadi pengobat rindu untuk kita abadikan, lewat sejuta
kenangan dari rangakaian cerita yang kalian buat. Ditunggu kisah
sahabat, =)
#Kangen kalian, rindu suasana di kelas..... hemmmm
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar