Hari ini, bertepatan dengan
momen penting bagi pemuda Indonesia. Hari sumpah pemuda jatuh pada hari
ini. Memberikan beragam makna, beragam kisah. Pemuda adalah harapan
bangsa. Di tangan pemudalah masa depan bangsa di amanahkan.
Bila diluar ada yang mengobarkan semangat lewat menyuarakan langsung secara lisan. Tapi hari ini semangat pemuda juga dirasakan pada Kegiatan Launching 50 buku Club Menulis STAIN Pontianak tahun 2013. Kegiatan ini memberikan kesan berarti buat saya. Ini kali pertamanya saya membawakan acara banyak orang. Saya katakan acara banyak orang karena bukan satu juga bukan dua tapi 50 buku yang di launching hari ini. Sayang dengan beragam kesempatan, tidak semua penulis hadir saat itu.
Kegiatan launching hari ini mengingatkan saya ketika dulu,beberapa tahun yang lalu saat saya belum mengenal dunia tulisan. Saya saat ini memang masih belum memiliki kemampuan menulis yang handal, tapi saya merasakan sendiri ada banyak perubahan dalam diri saya. Kebiasaan itu menjadikan guru bagi saya, hingga sedikit demi sedikit ilmu itu bertambah, paling tidak menjadi bermanfaat buat saya pribadi.
Saya kembali teringat ketika saya dan Farninda Aditya bertemu dengan salah seorang dosen. Beliau adalah dosen kami ketika semester awal. Dia mengenal saya dan Ninda. Tapi beliau mengenal kami dengan cara yang berbeda. Ya,, beliau mengenal Ninda dengan karya tulisnya. Sementara awal beliau mengenal saya karena “gaya Celetok” yang boleh jadi sering kali terucap pada proses pembelajarannya. Tapi hari ini sang dosen mengatakan bahwa ada perubahan yang lebih baik saat ini. Ya,, itu karena saya menulis. Saya bukan lagi dikenal mahasiswi yang suka celetok, tapi juga bisa menulis. Sekali lagi ini bukan untuk berbangga, tapi mencoba menggali kisah yang saya yakin ada banyak hikmahnya buat saya.
Kesenangan itu bukan hanya hinggap pada diri saya.Ini memang bukanlah kali pertama buku saya di launching, tapi setiap kali melaunching buku ada satu kebahagian yang sulit dilupakan. Hari ini dijalani dengan sukses ,saya sangat bersyukur. Jika mengingat satu minggu yang lalu hingga H-1 kami harus lembur. Lembur untuk melahirkan karya. Waktu seakan berlalu begitu cepat. Baru saja shalat dzuhur, adzan ashar kembali mengingatkan bahwa waktu terus berputar. Hingga malam menjelang. Ruangan begitu berantakan, kertas dimana-mana, bunyi mesin printer seakan tak ada hentinya. Satu persatu buku mengantri untuk di cetak. Sungguh ini menjadi momen-momen yang selalu diingat. Ketika asyik mencetak buku, satu persatu mesin prin mengalami kegalauan. Hingga sang printer tak lagi mampu bersuara. Rusak. Ingin di perbaiki namun sayang, hari libur, tempat memperbaiki printer juga tutup. Ini menjadi bagian kendala buat kami. Semua printer yang ada rusak semua. Tapi selalu ada jalan menuju kebaikan. Banyak cara untuk melakukannya termasuk mencetak di rumah.
Ketika rasa lapar tak lagi menjadi soal. Kepala tetap tunduk pada layar laptop. Suara panggilan kadang tak dihiraukan. Khusuk memperbaiki setiap kata demi kata. Belajar desain page maker, hingga membuat cover adalah bagian dari kerja keras anggota Club Menulis STAIN Pontianak.
Bukan uang, bukan pula popularitas. Saat ini, kami hanya ingin menjadikan hidup kami lebih bermanfaat kedepannya. Menjadi mahasiswa yang tak hanya mampu menyuarakan secara lisan, tapi bisa memberikan manfaat yang lebih banyak lagi dalam goresan pena.
Sungguh perjalanan tiga tahun Club Menulis STAIN Pontianak, bukanlah hal yang dilalui tanpa ada cela. Selalu saja ada kekurangan dalam setiap launching. Boleh jadi persiapan kami terkuras untuk proses pencetakan. Setiap kali kegiatan launching buku, satu hari sebelum kegiatan berlangsung, satu demi satu buku bertambah. Selalu begitu. Setiap launching akan melewati total buku yang diprediksi. Luar biasa.Tapi ini membuat kami semakin bersemangat. Paling tidak, secara tidak langsung kegiatan ini memotivasi orang lain.Itu harapan besar kami.
Saya tak ingin membicarakan soal kualitas buku. Sebab ada sebuah nasehat yang mengatakan bahwa jika kita memikiirkan kualitas kita tidak akan maju. Bukan berarti kualitas itu menjadi tidak penting, tapi kualitas itu akan dihasilkan melalui banyak proses. Saya sepakat dengan ucapan seorang teman bahwa sebuah proses adalah kenikmatan seseorang yang akan selalu dikenang. Semakin kita bekerja keras, semakin kita merasa telah memaksimalkan hidup.Yang pasti berusaha menyajikan yang terbaik menjadi satu harapan setiap penulis.Kami percaya bahwa semua orang bisa menulis, yang terpenting mau atau tidaknya mereka menulis.
Alhamdulillah, hari ini semakin membuat diri merasa bahwa Tuhan memberikan kita daya dan upaya untuk kita pergunakan sebagaimana mestinya. Mungkin ada banyak orang menganggap ini biasa saja, atau boleh jadi menganggap ini tak ada gunanya. Tapi bagi kami ini adalah keberhasilan yang luar biasa. Kami mampu untuk bekarya. Bukan untuk sok berbangga. Tapi hanya ada rasa tak percaya bahwa kita semua bisa.
Buku tercipta benar-benar tak ada campur tangan orang lain. Kami semua anggota Club Menulis saling bekerja sama. Saling mengajari untuk mendesain. Hanya saja, terucap rasa terima kasih kepada Farninda Aditya, yang dengan semangatnya berhasil menciptakan cover-cover terbaiknya. Hampir semua buku yang di launching hari itu adalah karyanya.
Inilah satu proses untuk mencapai sebuah kualitas. Ninda panggilannya, memang belum tentu mampu membuat cover sebaik saat ini, bila tidak melewati beragam proses. Berawal dari hanya menulis dan menulis. Lalu mendesain page maker, hingga membuat cover. Ini juga menunjukkan bila kita mau belajar hal yang dianggap susah menjadi mudah.
Pembimbing kami juga tak kalah hentinya memberikan motivasi. Tak hanya ucap kosong, beliau turut membantu hingga lembur pun dilakukan. Ada banyak cara yang beliau lakukan untuk memotivasi anggota Club Menulis. Tak jarang, motivasi itu berbuah prestasi.
Saya sendiri merasakan banyak manfaatnya menulis. Menulis membuat saya semakin berani untuk menorehkan harapan di masa yang akan datang. Dan, pada akhirnya Kepada Tuhan berucap syukur, kepada Orang tua saya berterima kasih. Inilah prestasi kecil yang mampu diberikan, untuk mengukir sedikit senyum di wajahmu, Izinkan diri untuk terus membuatmu tersenyum hingga menuai bahagia. Selamat Hari Sumpah Pemuda.=)
28 Oktober 2013
Bila diluar ada yang mengobarkan semangat lewat menyuarakan langsung secara lisan. Tapi hari ini semangat pemuda juga dirasakan pada Kegiatan Launching 50 buku Club Menulis STAIN Pontianak tahun 2013. Kegiatan ini memberikan kesan berarti buat saya. Ini kali pertamanya saya membawakan acara banyak orang. Saya katakan acara banyak orang karena bukan satu juga bukan dua tapi 50 buku yang di launching hari ini. Sayang dengan beragam kesempatan, tidak semua penulis hadir saat itu.
Kegiatan launching hari ini mengingatkan saya ketika dulu,beberapa tahun yang lalu saat saya belum mengenal dunia tulisan. Saya saat ini memang masih belum memiliki kemampuan menulis yang handal, tapi saya merasakan sendiri ada banyak perubahan dalam diri saya. Kebiasaan itu menjadikan guru bagi saya, hingga sedikit demi sedikit ilmu itu bertambah, paling tidak menjadi bermanfaat buat saya pribadi.
Saya kembali teringat ketika saya dan Farninda Aditya bertemu dengan salah seorang dosen. Beliau adalah dosen kami ketika semester awal. Dia mengenal saya dan Ninda. Tapi beliau mengenal kami dengan cara yang berbeda. Ya,, beliau mengenal Ninda dengan karya tulisnya. Sementara awal beliau mengenal saya karena “gaya Celetok” yang boleh jadi sering kali terucap pada proses pembelajarannya. Tapi hari ini sang dosen mengatakan bahwa ada perubahan yang lebih baik saat ini. Ya,, itu karena saya menulis. Saya bukan lagi dikenal mahasiswi yang suka celetok, tapi juga bisa menulis. Sekali lagi ini bukan untuk berbangga, tapi mencoba menggali kisah yang saya yakin ada banyak hikmahnya buat saya.
Kesenangan itu bukan hanya hinggap pada diri saya.Ini memang bukanlah kali pertama buku saya di launching, tapi setiap kali melaunching buku ada satu kebahagian yang sulit dilupakan. Hari ini dijalani dengan sukses ,saya sangat bersyukur. Jika mengingat satu minggu yang lalu hingga H-1 kami harus lembur. Lembur untuk melahirkan karya. Waktu seakan berlalu begitu cepat. Baru saja shalat dzuhur, adzan ashar kembali mengingatkan bahwa waktu terus berputar. Hingga malam menjelang. Ruangan begitu berantakan, kertas dimana-mana, bunyi mesin printer seakan tak ada hentinya. Satu persatu buku mengantri untuk di cetak. Sungguh ini menjadi momen-momen yang selalu diingat. Ketika asyik mencetak buku, satu persatu mesin prin mengalami kegalauan. Hingga sang printer tak lagi mampu bersuara. Rusak. Ingin di perbaiki namun sayang, hari libur, tempat memperbaiki printer juga tutup. Ini menjadi bagian kendala buat kami. Semua printer yang ada rusak semua. Tapi selalu ada jalan menuju kebaikan. Banyak cara untuk melakukannya termasuk mencetak di rumah.
Ketika rasa lapar tak lagi menjadi soal. Kepala tetap tunduk pada layar laptop. Suara panggilan kadang tak dihiraukan. Khusuk memperbaiki setiap kata demi kata. Belajar desain page maker, hingga membuat cover adalah bagian dari kerja keras anggota Club Menulis STAIN Pontianak.
Bukan uang, bukan pula popularitas. Saat ini, kami hanya ingin menjadikan hidup kami lebih bermanfaat kedepannya. Menjadi mahasiswa yang tak hanya mampu menyuarakan secara lisan, tapi bisa memberikan manfaat yang lebih banyak lagi dalam goresan pena.
Sungguh perjalanan tiga tahun Club Menulis STAIN Pontianak, bukanlah hal yang dilalui tanpa ada cela. Selalu saja ada kekurangan dalam setiap launching. Boleh jadi persiapan kami terkuras untuk proses pencetakan. Setiap kali kegiatan launching buku, satu hari sebelum kegiatan berlangsung, satu demi satu buku bertambah. Selalu begitu. Setiap launching akan melewati total buku yang diprediksi. Luar biasa.Tapi ini membuat kami semakin bersemangat. Paling tidak, secara tidak langsung kegiatan ini memotivasi orang lain.Itu harapan besar kami.
Saya tak ingin membicarakan soal kualitas buku. Sebab ada sebuah nasehat yang mengatakan bahwa jika kita memikiirkan kualitas kita tidak akan maju. Bukan berarti kualitas itu menjadi tidak penting, tapi kualitas itu akan dihasilkan melalui banyak proses. Saya sepakat dengan ucapan seorang teman bahwa sebuah proses adalah kenikmatan seseorang yang akan selalu dikenang. Semakin kita bekerja keras, semakin kita merasa telah memaksimalkan hidup.Yang pasti berusaha menyajikan yang terbaik menjadi satu harapan setiap penulis.Kami percaya bahwa semua orang bisa menulis, yang terpenting mau atau tidaknya mereka menulis.
Alhamdulillah, hari ini semakin membuat diri merasa bahwa Tuhan memberikan kita daya dan upaya untuk kita pergunakan sebagaimana mestinya. Mungkin ada banyak orang menganggap ini biasa saja, atau boleh jadi menganggap ini tak ada gunanya. Tapi bagi kami ini adalah keberhasilan yang luar biasa. Kami mampu untuk bekarya. Bukan untuk sok berbangga. Tapi hanya ada rasa tak percaya bahwa kita semua bisa.
Buku tercipta benar-benar tak ada campur tangan orang lain. Kami semua anggota Club Menulis saling bekerja sama. Saling mengajari untuk mendesain. Hanya saja, terucap rasa terima kasih kepada Farninda Aditya, yang dengan semangatnya berhasil menciptakan cover-cover terbaiknya. Hampir semua buku yang di launching hari itu adalah karyanya.
Inilah satu proses untuk mencapai sebuah kualitas. Ninda panggilannya, memang belum tentu mampu membuat cover sebaik saat ini, bila tidak melewati beragam proses. Berawal dari hanya menulis dan menulis. Lalu mendesain page maker, hingga membuat cover. Ini juga menunjukkan bila kita mau belajar hal yang dianggap susah menjadi mudah.
Pembimbing kami juga tak kalah hentinya memberikan motivasi. Tak hanya ucap kosong, beliau turut membantu hingga lembur pun dilakukan. Ada banyak cara yang beliau lakukan untuk memotivasi anggota Club Menulis. Tak jarang, motivasi itu berbuah prestasi.
Saya sendiri merasakan banyak manfaatnya menulis. Menulis membuat saya semakin berani untuk menorehkan harapan di masa yang akan datang. Dan, pada akhirnya Kepada Tuhan berucap syukur, kepada Orang tua saya berterima kasih. Inilah prestasi kecil yang mampu diberikan, untuk mengukir sedikit senyum di wajahmu, Izinkan diri untuk terus membuatmu tersenyum hingga menuai bahagia. Selamat Hari Sumpah Pemuda.=)
28 Oktober 2013
0 komentar:
Posting Komentar