Apalah Arti Sebuah Nama



“Apalah arti sebuah nama”, sebuah kalimat yang kerap kali kita dengar. Nama adalah panggilan untuk seseorang, tidak hanya manusia, organisasi, lembaga, juga memiliki nama. Jika tak bernama, bagaiman cara orang memanggil kita?. Sehingga tak heran jika ada beberapa orang yang sangat hati-hati dengan nama. Bahkan saking penting nama buatnya, jika salah penulisan namanya dalam undangan, maka orang tersebut tidak akan datang. Tak heran di dalam undangan sering tercantum “mohon maaf jika keliru menulis nama anda”.
Untuk para penulis, khususnya para penulis sastra kebanyakan menggunakan nama pena mereka dalam setiap karya. Hal ini jelas punya maksud dan tujuan sendiri. Merasa lebih nyaman menggunakan nama pena,mungkin.  Beberapa teman di Club Menulis juga menggunakan nama pena untuk karya mereka. Sekali lagi nama menjadi hal yang sangat penting. Meski para pembaca mengenal mereka dengan nama pena.
Seorang penulis juga seorang redaktur di sebuah Koran Harian Lokal juga memiliki arti dibalik nama beliau. Nama beliau terdiri dari delapan  huruf , yang kemudian dipenggal menjadi tiga kata. Dan , jika digabungkan arti dari setiap penggalan nama itu memiliki makna “ Ayo teruslah bergerak, membuat karya agar bersinar sebagai kebanggaan ayah dan ibu”. Makna tersebut adalah sebuah do’a dari orang tua dan keluarga, tentunya harapan yang baik. Ingat bahwa dalam agama  dianjurkan memberi nama yang baik untuk anak kita.
Teman saya, Ibnu Phani Busya, juga memiliki makna dibalik namanya. Dulu namanya adalah Eka Saputra, lalu kemudian berganti  menjadi Ibnu Phani Busya.  Namanya tersebut jika dipenggal, juga memiliku arti yang merupakan nama-nama dari kakeknya. Meski tidak tahu persis alasan kenapa namanya diganti , yang pasti nama Ibnu Phani Busya menjadi pengingat nama-nama kakeknya.
Sehingga agak heran jika ada yang menganggap nama itu hanya formalitas, apalah arti sebuah nama. Padahal nama adalah idenstitas seseorang. Di KTP kita perlu mencantumkan nama, bahkan setelah meninggalpun nama menjadi penting.
Satu contoh yang agak mengherankan bagi saya. Sebuah keluarga yang tidak mengetahui nama kakeknya. Walhasil saat sang Ibu meninggal dunia, keluargapun melakukan do’a dengan memanggil tetangga dan keluarga dekat dikenal dengan istilah tahlilan. Saat pembaca do’a bertanya siapa nama yang meninggal, keluarga kebingungan. Sebab tidak tahu nama kakek mereka, satu persatu saling bertanya. Tetap tak menemukan jawaban. Padahal  baru tingkatan kakek.
Pengalaman lain, seorang kerabat yang mendaftarkan diri menjadi colon bintara. Saat mengisi biodata, diminta nama nenek. Kebetulan untuk nama kakek tidak terlalu sulit baginya, sebab ayahnya menggunakan nama kakek di namanya. Akhirnya terpaksa kembali kerumah, dan bertanya kepada ayahnya. Sebab saat itu Handphone masih belum memasyarakat.  Begitulah pentingnya sebuah nama. Tak kenal maka tak sayang. Nama menjadi awal mula kita mengenal orang lebih dekat.

Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar: