Akhir-akhir ini orang kembali dihebohkan
dengan kasus kematian Mirna. Diduga kematiannya itu dibunuh oleh sahabatnya
sendiri, meskipun kasus ini masih belum pasti siapa pelakunya. Selain sianida,
orang juga ramai membicarakan tentang psikopat. Sebenarnya apa psikopat itu?
Namun, hal penting yang harus dipahami bahwa
saat ini istilah psikopat sudah tidak lagi digunakan dalam dunia psikiater
maupun psikologi. Demikian yang disampaikan oleh Jojor Putrini, Sp. KJ kepada
For Her. “Psikopatologi itu istilah zaman dahulu. Tetapi seiring perkembangan
ilmu pengetahuan, sudah lama istilah psikopat tidak lagi dipakai,” kata dokter
di Rumah Sakit Mitra Medika Pontianak
ini.
Kenapa? Sebab lanjut
Jojor, psikopatologi diartikan sebagai seseorang yang psikologisnya memiliki
patologi (kelainan yang kuat). Jadi semua gangguan jiwa dapat diartikan sebagai
psikopatologi. “Psikopat itu istilah umum untuk semua gangguan kejiwaan. Zaman dulu
memang, orang yang mengalami gangguan kepribadian dikatakan psikopat, sekarang
penggunaan istilah itu tidak lagi tepat,” ucap dia.
Gangguan jiwa juga
bermacam-macam, salah satunya adalah antisosial yang cocok untuk digunakan pada
kasus tersebut dan menggantikan istilah psikopat yang umum digunakan oleh
masyarakat awam. “Gangguan antisosial
ini termasuk salah satu dari gangguan
kepribadian,” tambahnya. Orang yang antisosial, bisa dengan mudah menyakiti
orang lain, bahkan menghilangkan nyawa seseorang. “Biasanya sejak kecil sudah
ketahuan. Dia
suka menyakiti dan membunuh binatang, suka bermain api atau hal-hal yang sangat
berbahaya,” tambahnya.
Ketika seseorang tersebut sudah dewasa,
perilaku tersebut semakin kuat. Ketika ada masalah, dia pun tak segan membunuh
orang lain. “Dia merasa tidak bersalah, tidak ada penyesalan setelah membunuh,
merasa tenang-tenang saja,” paparnya. Penyebab orang bisa menjadi antisosial, bisa karena pengaruh faktor
keturunan, bisa pula karena memang mengalami gangguan jiwa masa kecil yang
tidak segera terobati. “Contohnya anak yang mengalami hiperaktif sangat berat, punya sifat bandel, bolak
balik dimarah dan dihukum. Jika penanganan dari lingkungannya salah, dia akan
tumbuh menjadi anak yang antisosial,” kata dia.
Orang yang antisosial
biasanya juga termasuk anak yang cerdas. Mereka suka hal-hal yang berbahaya.
“Walaupun dia sudah cacat sekalipun, dia tidak jera melakukan perbuatan
tersebut,” papar dia. Menariknya, orang yang
antisosial ini mampu menyembunyikan hal itu dari lingkungan. Dia bisa bersikap
layaknya orang biasa. “Tetapi, kalau ahli kejiwaan, ataupun psikologi dia bisa
tahu ketika melihat gelagat seseorang tersebut,” ungkapnya.
Ketika dia punya masalah, biasanya lebih suka
menyimpannya sendiri. Tetapi ketika sudah bertindak, dia bisa melakukan hal
yang sangat berbahaya. “Jika sudah melibatkan hukum, orang yang antisosial
bisa keluar masuk kantor polisi.
Bahkan jika sudah sampai divonis hukuman penjara, dia bisa
menjadi orang yang residivis,”
ulas Jojor.
Orang yang antisosial
ini juga tak segan mengucapkan kata-kata yang tidak senonoh. Ini yang membuat
lingkungannya menjadi tidak suka. Dia juga suka terlibat kekerasan fisik maupun
verbal yang membuat orang tersinggung. “Dia tidak segan memukul, baik menggunakan benda
tumpul maupun benda tajam,” pungkasnya. **
-----------
Gangguan Jiwa Lainnya
Gangguan Jiwa Organik
Gangguan jiwa ini berkaitan dengan kondisi
medik/ penyakit. Kondisi medik atau penyakit
tersebut secara langsung, atau tidak langsung menyebabkan disfungsi pada
otak.
Gangguan Mental atau Perilaku Akibat
Penggunaan Zat
Gangguan mental ini akibat dari pengaruh
penggunaan satu zat atau lebih.”Lama-lama berpengaruh pada kondisi kejiwaannya,” ucap Psikiater,
Jojor Putrini.
Skizofrenia
Gangguan ini menyebabkan kondisi penderitanya
delusi, halusinasi, pikiran kacau, dan perubahan perilaku. “Penderita skizofrenia
sulit dalam berinteraksi secara sosial dan beraktivitas sehari-hari,” tuturnya.
Gangguan Suasana Perasaan
Orang dengan gangguan ini biasanya mengalami
gangguan mood, depresi ringan, sedang hingga berat. Bahkan bisa terjadi depresi
berulang.
Gangguan Kepribadian
Gangguan ini terjadi pada kepribadian
seseorang. Klasifikasi gangguan kepribadian ada beberapa macam, yakni
kepribadian paranoid, kepribadian afektif atau siklotemik, kepribadian skizoid,
kepribadian axplosif, kepribadian anankastik atau obsesif-konpulsif,
kepribadian histerik, kepribadian astenik, kepribadian antisosial, kepribadian pasif agresif dan kepribadian
inadequate.
Gangguan Perilaku pada Masa Anak dan Remaja
Anak dengan gangguan perilaku menunjukkan
perilaku yang tidak sesuai dengan permintaan, kebiasaan atau norma-norma
masyarakat. Anak dengan gangguan perilaku dapat menimbulkan kesukaran dalam
asuhan dan pendidikan. Gangguan perilaku mungkin berasal dari anak atau mungkin
dari lingkungannya, akan tetapi akhirnya kedua faktor ini saling memengaruhi.
5 Februari 2016
0 komentar:
Posting Komentar