Aku dan Dedi Padiku







Dedi Padiku dan Marsita Riandini adalah orang yang berbeda. Dedi itu penulis dan sekarang tinggalnya di Jakarta. Sedangkan Marsita adalah saya. Dedi itu laki-laki, sedangkan Marsita adalah perempuan ( serius saya perempuan, he).

Kali ini saya bukan ingin membandingkan Dedi dengan saya. Sebab saya tidak kenal apalagi berjumpa dengannya. Saya mengetahui beliau karena membaca bukunya Mengejar-ngejar Mimpi.

 Buku itu merupakan kisah nyata dia. Buku yang mengisahkan perjalanannya untuk mengejar mimpi. Salah satu mimpi dia adalah ingin menjadi seorang penulis.

Nah inilah yang membuat saya tertarik. Kalau Dedi menjadikan penulis sebagai mimpinya, sementara saya melalui menulis bisa menggapai mimpi saya.

 Kalau Dedi menuliskan pengalaman dia mengejar mimpi untuk menjadi penulis, sementara saya menuliskan pengalaman saya menulis sehingga bisa menggapai mimpi.

Uniknya lagi, kami sama-sama melewatinya dari 0. Setidaknya berusaha dengan penuh perjuangan untuk menggapai mimpi. Hanya saja Dedi jauh lebih rumit kisahnya. Ditinggal ayahnya karena menikah lagi,  ditinggal ibunya yang tak tahu kemana. Sementara saya alhamdulillah masih dikarunia kedua orang tua. Masih bisa berkumpul bersama.

Jika Dedi menjadi supir taksi, pelayan restoran, kuli bangunan dan banyak lagi hal lainnya untuk menjadi seorang penulis, maka saya mencoba menulis dari tema yang satu ke tema yang lainnya sehingga saya bisa mencapai keinginan saya. Termasuk aktivitas yang saya geluti sekarang ini.

Kalau Dedi ingin sekali merantau ke Jakarta, saya juga. Bedanya Dedi ke Jakarta tidak lewat menulis, sementara saya melalui aktivitas menulis bisa sampai ke jakarta. Sama halnya dengan Dedi, kali pertama ke Jakarta secara tak sengaja bisa berkunjung ke Monas. Kalau Dedi ke Monas itu karena dia jalan-jalan sebab tak tahu kemana hendak di tuju, sadar-sadar ternyata sudah di Monas. Sedangkan saya ketika ke ingin membeli tiket kereta api di Stasiun Gambir, saya melihat Monas berada di samping gambir. Tapi kesamaannya, saat ke Monas kami seorang diri dan membawa satu ransel. Kalau Dedi tujuannya belajar, sedangkan saya tujuannya lomba menulis.

Terus ada lagi satu hal yang menarik buat saya. Saya dan Dedi sama-sama ingin bertemu dengan Mba Asma. Bedanya tujuan Dedi untuk menjadi penulis terkenal jauh lebih besar di banding saya. Sehingga dia berusaha mencari informasi yang lebih banyak. Sedangkan saya, sudah sejak lama ingin bertemu Mba Asma Nadia, tapi kesempatan itu beberapa kali gagal. Tapi kami bertemu Mba Asma Nadia sama-sama karena menulis. Kalau Dedi menulis karena ikut pelatihan sementara saya bertemu Mba Asma, selain memang niat dari hati ingin bertemu juga ingin menulis tentang beliau. 

Di buku Dedi, ada sedikit cerita tentang banten. Cerita tentang seorang temannya yang mengagumi ilmu-ilmu yang berkembang di sana. Kalau saya ada menceritakan tentang Banten, lagi-lagi karena saya lomba menulis di Banten. 
 
Kalau Dedi berkecimpung di penerbitan milik Mba Asma Nadia, sedangkan saya berkecimpung di penerbitan STAIn Press. Bedanya dia bekerja, saya hanya turut serta. Bedanya lagi, dia menulis tanpa harus mencetak buku sendiri, sedangkan saya harus menulis, mendesain dan mencetak bukunya sendiri. 

Nah, buat saya ini menjadi pembelajaran berharga. Cara Allah untuk mengabulkan mimpi-mimpi umatnya menjadi nyata itu unik dan rahasia.  Ketika kita bersyukur, maka kita akan tahu bahwa semua yang dilewati khan indah pada waktunya. Akan ada kejutan menyenangkan bagi mereka yang mau bersabar.\

Saya dan Dedi sama-sama dari keluarga biasa. Perlu perjuangan untuk mencapai pendidikan. Soal pendidikan, saya selangkah lebih beruntung, saya bisa mengecap pendidikan di bangku kuliah. Tapi soal wawasan, saya rasa Dedi Padiku jauh lebih luas.

O ya terpenting lagi, ketika berbagai kisah Dedi ceritakan hingga ia berhasil menjadi seorang penulis, maka saya menuliskan pula beragam impian saya yang berhasil dikabulkan lewat menulis. Dedi dengan judul Mengejar-ngejar Mimpi, sedangkan buku saya judulnya Menggapai Mimpi Lewat Tulisan.  Buat saya ini jadi sesuatu yang menyenangkan.   Siapa tahu buku saya kelak bisa difilmkan juga seperti buku Dedi yang katanya bentar lagi akan difilmkan. Duh senangnya.Doain saya juga ya,, Amin,, makasih,, =)

Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar: