Belajar dari Pak Doktor

 Saya pernah ditanya oleh seseorang mengapa saya kuliah? Memangnya mau jadi apa kalau kuliah? Bukankah sekarang banyak para sarjana yang menjadi pegangguran? Palingan cuma ngabisi uang?.
 Awalnya saya sempat pusing menghadapi pertanyaan ini, menurut saya mereka benar,apa yang bisa saya lakukan setelah lulus kuliah nanti, belum lagi ekonomi keluarga yang memang pas-pasan, terus bagaimana kalau saya tidak medapatkan pekerjaan.
Tapi semangat dari orang tua yang menginginkan anaknya menjadi orang yang berilmu dan menjadi seorang sarjana, membuat saya berusaha menjalani itu semua. Bahkan saya hampir tidak percaya , menginjak semester 8 ini kesulitan ekonomi untuk biaya kuliah bisa teratasi, meskipun orang tua harus banting tulang.  Yah ketika ada kemauan pasti ada jalan.
Ternyata untuk menjadi seorang yang berhasil itu memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, hal ini juga pernah dirasakan oleh Pak Doktor, seorang dosen pengampu Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah di kampus tempat saya belajar saat ini.
“Saya dulu juga sempat ingin berhenti sekolah, saya ingin bekerja menjadi TKI di Malaysia. Namun beruntunglah orang tua saya dapat mengatasi kesulitan ekonomi yang tengah menghadapi keluarga kami, sehingga saya tidak jadi untuk berhenti sekolah.” Tuturnya.
Peran orang tua memang begitu besar, hal ini juga membuktikan betapa orang tua sangat peduli dengan pendidikan anaknya. Mereka tidak pernah berpikir apa yang akan diberikan anak-anak untuk mereka, tapi mereka berpikir apa yang akan ia berikan untuk yang terbaik buat anak-anaknya. Sementara sering kali kita mendengar ada juga orang tua yang menganggap sekolah itu hanya menghabiskan biaya,dan tidak bisa menghasilkan uang dan hal ini juga pernah diterima oleh orang tua Pak Doktor.
“Orang tua saya juga sempat dicemooh oleh orang-orang yang menganggap sekolah itu tidak penting, mereka beranggapan bahwa sekolah bukan bisa membeli beras. Namun tidak bagi orang tua saya. Mendengar anggapan orang tersebut orang tua saya mengatakan bahwa biarlah saya tidak berganti pakaian yang penting ada buat anak sekolah” Ujar Pak Doktor bercerita.
Namun beliau tidak membantah omongan tersebut, memang benar kalau sekolah tidak bisa membeli beras.Tapi kenyatannya saat ini orang tuanya boleh berbangga hati bahwa setidaknya anak-anaknya lebih berhasil dari anak-anak yang mencemooh orang tuanya karena menomersatukan pendidikan untuk anak-anaknya.
Bagi Pak Doktor hidup itu bukan hanya sebatas untuk cari uang, kita sebagai manusia dituntut untuk belajar terus-menerus, sehingga beliau tidak pandai hitung-hitungan untuk menuntut ilmu. Pak Doktor berkeyakinan bahwa bagi siapa yang mau berusaha akan mendapatkan balasan.
Maka dari itu beliau berusaha untuk semaksimal mungkin memanfaatkan waktu. Pak Doktor berusaha menghindari betul yang namanya gosip, jangan melihat orang dari sisi negatif, melainkan lihatlah dari sisi positif.   Menurut beliau orang yang maju itu ialah orang yang mampu melihat segala sesuatu itu kedepan, jadi hindarilah gosip.
 Pak Doktor juga mempunyai prinsip dalam hidup yaitu memiliki etika, kejujuran, bertanggung jawab, hormat pada aturan dan hukum, hormat pada hak orang lain, cinta  pekerjaan, menabung/investasi, mau bekerja keras, dan tepat waktu. Selain itu menurut Pak Doktor kita juga harus mampu memahami orang lain, jangan menaruh harapan terlalu tinggi kepada orang lain, sehigga tidak membuat kita kecewa dan tidak merasa kecil hati.
Dari Pak Doktor saya belajar bahwa meskipun pendidikan bukanlah satu-satunya penyebab keberhasilan beliau, namun pendidikan mampu membawa beliau untuk berpikir tentang kehidupan dan bagaimana menjalani hidup. Beliau juga tidak henti-hentinya untuk belajar, dan sebagai orang yang percaya adanya Tuhan, beliau juga tidak mengenyampingkan persoalan agama.Selain itu pembelajaran lain yang saya dapatkan adalah bagaimana menilai segala sesuatu secara positif, karena prasangka Allah bergantung prasangka hambanya.
Saya memang belum tahu kedepannnya saya akan menjadi apa, dan bagaimana dengan kehidupan saya. Namun banyak hal yang mesti saya lakukan dan banyak hal yang dapat saya rencanakan, ketimbang saya hanya duduk mengeluh.Saya juga mesti belajar banyak tentang hidup ini . Bukankah dalam agama Islam juga mengajarkan bahwa hendaklah kita itu menuntut ilmu sepanjang hidup kita.
 Saya memang bukan Pak Doktor yang mampu meraih prestasi, namun saya yakin suatu saat nanti ilmu yang saya miliki akan bermanfaat mungkin bukan untuk saat ini dan besok melainkan beberapa waktu mendatang,  sesuai dengan janji Allah, ” Allah akan menaikkan derajat orang yang berilmu beberapa derajat”. Sehingga saya bisa mengukir senyum indah diwajah kedua orang tua saya.

Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar: