Ketika Mendengar Bisikan

Seseorang bisa saja mendengar adanya bisikan, seakan mendengar orang mengobrol ataupun menyuruh mengalami sesuatu, sementara orang lain tidak mendengarnya. Tapi tidak lantas disebut gangguan jiwa. Ada faktor-faktor lain yang membuat seseorang mendengar bisikan. Meskipun dalam ilmu jiwa ada istilah halusinasi yakni gangguan persepsi sehingga pasien merasa mendengar adanya bisikan, rabaan atau penglihatan yang salah (hanya dirinya sendiri yang mendengar/meraba/melihat itu).

Seakan-akan mendengarkan bisikan, banyak orang melakukan perbuatan yang menghebohkan. Dari yang membunuh orang lain, hingga membunuh keluarga sendiri. Tetapi orang yang mengaku mengalami bisikan, belum tentu dia mengalami gangguan jiwa. Demikian yang disampaikan oleh Jojor Putrini, Sp. Kj kepada For Her. “Bisikan itu bisa menjadi salah satu gejala, tetapi belum menjadi gangguan jiwa,” timpal dokter di RS. Mitra Medika Pontianak ini.
Dikatakan gangguan jiwa, lanjut Jojor ketika fungsinya sebagai manusia mengalami gangguan. “Gangguan jiwa itu artinya ada gangguan di alam pikiran, dan atau di alam perasaan, dan atau di perilakunya. Mereka akan mengalami disfungsi atau hendaya pada fungsinya sehari-hari. Misalnya fungsi pekerjaannya, fungsi sosialnya mengalami gangguan,” ucap dia.
Jojor mencontohkan pada kasus mutilasi anak kandung sendiri karena pelaku mengaku ada bisikan, maka perlu dilakukan pemeriksaan yang mendalam. Tak hanya pada dirinya saja, melainkan pada orang-orang di sekitarnya, seperti keluarga, teman kerja, maupun tetangga. “Jika ditanya temannya, tidak ada masalah dengan pekerjaannya. Komunikasi baik, hubungan dengan tetangga juga bagus. Maka ini bukanlah gangguan jiwa, karena dia masih bisa melakukan fungsinya sebagai manusia dengan baik,” papar dia.
Kecuali, pada kenyataanya orang-orang di sekitarnya mulai melihat perubahannya. Seperti suka menyendiri dari biasanya, suka ngomong sendiri ataupun gejala-gejala lain yang menunjukkan gangguan jiwa. Seandainya pun dia melakukannya karena ada bisikan, maka tetap harus dipastikan apakah dia melakukan perbuatan keji itu dengan tingkat kesadaran tinggi atau tidak. Apakah dia sadar pukul berapa dia melakukannya, dimana dan siapa yang dibunuh. “Kadang ada yang sadar bahwa yang dibunuh anaknya, di rumahnya bahkan tahu jam berapa saat melakukan. Tetapi ada pula yang tidak menyadari sama sekali, bahkan merasa bukan menjadi dirinya sendiri pada waktu itu,” ucap dia yang mengatakan pemeriksaan ini akan membantu untuk memutuskan hukuman yang diberikan pada pelaku.

Ketika merasa mendengar bisikan, segeralah bicarakan itu pada keluarga ataupun orang disekitar kita. Apalagi jika itu terjadi selama berhari-hari. Mintalah saran dari orang yang dipercaya. Jika perlu, konsultasikan itu pada psikiater jika sangat mengganggu pikiran.  Termasuk pula ketika merasa mendengar sesuatu. Cobalah untuk tanyakan kepada orang lain, apakah mereka juga mendengar atau tidak. “Kadang khan meskipun kecil, kita mendengar sesuatu. Misalnya seperti air mengalir, atau bunyi lainnya yang mengusik diri kita. Nah coba tanyakan ke orang yang dekat dengan diri saat itu, apakah mendengar juga atau tidak. Jika mendengar, berarti tak ada sesuatu yang harus dipermasalahkan,” saran dia. 

Faktor Lain  

 ADA berbagai faktor seseorang merasakan bisikan kepadanya. Seperti orang-orang yang memang sengaja terlibat dalam supranatural. Menurut Psikiater Jojor Putrini, banyak orang di dunia ini yang pekerjaannya menggunakan bantuan magic. Bahkan mungkin menunggu bisikan-bisikan. Tentu saja ini tidak bisa dikatakan sebagai gangguan jiwa, jika tidak mengganggu fungsinya sebagai manusia. “Dia sengaja mendekatkan diri pada makhluk asral, bahkan menunggu bisikan yang datang. Tetapi fungsinya sebagai manusia tetap normal. Tidak ada gangguan. Tentu hal ini tidak bisa dikatakan gangguan jiwa, sebab ia dipengaruhi oleh kekuatan lain,” papar dia.
Bisikan juga bisa datang karena gangguan pendengaran. Dia mengatakan, banyak kasus pasiennya yang datang merasa ada gema-gema yang didengarnya. Merasa ada dengungan. “Setelah dicek, ternyata ada gangguan pada telinganya. Bahkan ada yang merasa seperti mendengar gesekan sampai di merasakan sakit kepala. Kalau begini biasanya saya rujuk ke dokter THT, untuk diperiksa lebih lanjut,” ulasnya.
Sama halnya dengan penglihatan. Pada pasien tertentu, kata dia ada yang merasa seperti melihat bayangan putih ataupun seperti burung-burung terbang. “Ini bisa juga karena gangguan penglihatan. Apalagi kalau seseorang  terkena glaukoma, seperti melihat bayangan putih,” ungkap Jojor.
Kasus lainnya pada mereka yang memiliki kemampuan indra ke enam. Dia bisa melihat sesuatu yang mungkin tidak orang lain tahu. Meski demikian fungsinya sebagai manusia tidak terganggu. Dia bisa menjalankan aktivitasnya seperti biasa. “Kalau tidak terjadi disfungsi atau hendaya, berarti dia tidak mengalami gangguan jiwa,” tutupnya.  (mrd)  

4 Maret 2016

Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar: