"Cemburu Melahirkan Cemburu"

Manusia pasti memiliki sifat cemburu. Namun tak semua manusia mengatakan kecemburuannya dan menunjukkan kecemburuan itu secara langsung. Sebagian mereka belajar menjaga sikap cara cemburu yang baik. Memang benar adanya cemburu menunjukkan tanda cinta, karena takut rasa cinta itu berpindah. Begitu juga tersiar dari sebuah lagu."Cemburu tanda cinta...." ( Status seorang teman)

Tadi malam saya dan beberapa teman meributkan status ini.Status yang dibuat karena ia cemburu. Entah apa yang dicemburukan. Bahkan akunya ia cemburu pada banyak hal. Apa saja mungkin dicemburukannya. Lantas hingga kini makna sesungguhnya dari kecemburuan itu belum juga bisa terpecahkan. Entah jika saya yang tidak tahu. ( kalau ada yang tahu kasi tahu ya,,he)

Menurut saya, cemburu itu bagian dari hidup. Orang bisa saja cemburu pada banyak hal, tapi yang terpenting yang harus diimbangi bagaimana ia menjalankan rasa cemburu itu.

Cemburu itu rasa, dan setiap orang pasti pernah merasakannya. Cemburu itu bukanlah penyakit, tapi ia lahir dari rasa yang dirasa tapi sulit menjelaskan rasa. Ya, hingga cemburu itu kadang menjadi api, tapi bisa pula menjadi air. Hingga pada kalimat ini, saya juga masih belum menemukan apa yang membuat teman saya itu zemburu. Tapi, saya sebenarnya tak ingin membahas terlalu jauh makna cemburu, apalagi mencoba menafsirkan cemburu yang dirasa sang teman. Bagi saya cemburu itu berkenaan degan rasa, sama dengan makanan, setiap orang akan merasakannya berbeda.

Nah, dari status itu, banyak mengalir komentar dari teman. Teman-teman yang memang  mencintai dunia literasi. Bahkan beragam komentar dengan beragam makna. Sesekali tertawa kala membaca, pun kadang otak tak mengerti apa maksudnya. Ini adalah salah satu bentuk silaturahim antar teman.

Kenapa saya katakan ini adalah silaturahim mereka, sebab ketika berjuta kata tertulis di sosial media, (jika tidak percaya boleh silakan dihitung saja katanya,,he, kalau tak cukup sejuta, maaflah,,he),,, lalu mereka berkumpul bersama keesokan harinya.

Kembali topik utama yang dibicarakan soal kepenulisan. Meski tetap menyempatkan tawa dan candaan. Itulah salah satu bentuk keakraban, dari mereka yang mencintai tulisan.
Sudah cukup lama mengenal mereka, tapi memang waktu kumpul bersama saya tak pernah. Malam ini adalah kali pertama,  ada sesuatu yang saya kagumi pada mereka. Kenapa saya kagum, sebab sungguh sangat jarang sekali ada pemuda yang duduk berkumpul membahas karya. Apalagi mereka juga saling mengenal karena dunia olah kata. Hingga keakraban menjadi mudah, menyatukan misi, bekarya bersama.

Memang benar, untuk menjadi bermanfaat, tentu bukanlah kemanfaatan itu yang mendatangi kita, tapi bagaimana kita berusaha mengapainya. Juga benar jika ada anggapan bahwa, terkadang menulis itu butuh teman. Bersama teman banyak semangat yang didapatkan. Tapi juga benar kata orang, tak punya temanpun bukan berarti kita tidak bisa.Kita juga harus tetap berkarya.

Hemmm,,, diakhir percakapan, saya pulang dengan kecemburuan. Dikala mereka berputar haluan, menuju diskusi selanjutnya. Sementara saya harus segera pulang. Kenapa saya cemburu?? Karena ada banyak diskusi yang mereka lakukan nantinya, untuk merencanakan karya mendatang. Ingin rasanya menjadi bagian, tapi sayang belum ada kesempatan. Si Hitampun melaju ke kanan, menghantarkan saya ke istana kehidupan. =)


21 Nopember 2013
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar: