Beberapa hari yang lalu, saya hadir di acara seminar International Melayu Gemilang 2012, yang dihadiri
oleh pakar-pakar ilmu pengetahuan dalam bidang masing-masing .Sebuah kesempatan
berharga bisa berada ditengah orang banyak, dengan latar belakang keilmuan yang
berbeda. Tentu dengan wawasan yang
beragam pula.
Pada kesempatan itu saya dan teman tak menyia-nyiakan begitu
saja. Pembentangan makalah yang disampaikan oleh para pemakalah sangat sarat
dengan nuansa kelimuan. Disisi lain acara yang bertemakan “Warisan Kearifan Lokal dan Pendidikan
Karakter Nusantara” , benar-benar
menyuguhkan wawasan kearifan lokal yang beragam.
Satu wawasan keilmuan yang menarik hati saya adalah, ketika salah
seorang pemakalah memaparkan cara beliau menghandle mahasiswanya dengan
perbanyak penelitian dilapangan. Sehingga selain mahasiswa mahir dalam
berbicara bahasa Inggris juga belajar meneliti dan mengetahui kearifan lokal
yang ada dimasyarakat. Kemudian hasil dari penelitian tersebut beliau bukukan. Ia juga menambahkan bahwa dengan adanya model
pembelajaran semacam itu, membuat semangat dan kepercayaan mahasiswa meningkat.
Selain itu mahasiswa sudah terbiasa untuk meneliti sebab mereka harus turun kelapangan untuk mencari informasi, dan bertemu
dengan banyak orang yang akan menjadi
narasumber.
Yang tak kalah pentingnya ada juga tema yang diangkat yakni sisi pengobatan
tradisional yang menggunakan mantera. Hal ini lah yang menjadikann acara ini
begitu menarik. Satu tema bisa dibentangkan oleh beberapa orang dengan penelitian
yang berbeda.
Seorang pemakalah dari Ketapang memaparkan hasil penelitian
pengobatan ala ketapang, dengan berguru dengan beberapa guru dalam merumuskan
data.kali ini ia menjelaskan seputar sikap masyarakat dan kaitannya dengan
mantera pengaseh. Tema ini begitu
menarik perhatian para peserta . Mantera-mantera yang dipaparkan melalui slide tak lepas dari perhatian ,
bahkan adapula yang sengaja memotonya.
Salah seorang Profesor dari negara tetangga, juga mengajak pemakalah dari ketapang untuk
bekerja sama dalam penelitian bersama pemakalah asal ketapang ini . Menurut
Profesor ada kesamaan dan perbedaan dalam mantera yang biasa digunakan masyarakat
dinegaranya.
Persamaannya yang
dimaksud adalah pada bagian-bagian mantera yang ucapan2 di awal,misal ada
penyebutan nama tuhan, kemudian nabi, hanya saja di tempatnya disebutkan pula
nama guru . Kemudian pada akhir mantera juga diakhiri dengan kalimat yang sama.
Profesor juga menambahkan bahwa pengobatan
itu tidak terpisah dari empat unsur yang berpengaruh yaitu tanah, aiaar, api
dan angin.
Begitulah beberapa tema yang sempat saya ikuti. Paling
tidak, saya bisa belajar untuk mengetahui banyak hal dari mereka, dari apa yang
didiskusikan. Mengetahui kearifan lokal yang ada ditengah masyarakat yang
terkadang kita tak menyadarinya
0 komentar:
Posting Komentar