Seorang tetangga datang bertamu
kerumah saya. ibu itu adalah seorang penata rias pengantin. Orang Pontianak
biasa menyebutnya dengan Mak Penganten. Awal cerita saat ibu itu hendak meminta
dibacakan air do’a selamat dan tolak bala. Ia bersyukur sebab ia tidak jadi
dioperasi.
Kemudian pembicaraan beralih pada
adat menghias pengantin. Sesekali ia merasa geram jika syarat yang disediakan
tuan rumah tidak seperti apa yang ia minta. Untuk Merias pengantin atau
mencukur alis dan rambut-rambut yang ada diwajah biasanya menggunakan
Dulang-Dulang. Dulang –Dulang itu terdiri dari Pisang satu sisir, satu gelas
kecil minyak makan, garam,dan asam kemudian padi , Kain putih,beras,
benang digulung di atas buah kelapa, pisau /silet, ayam untuk cerak,minyak bau, dupa. Untuk
suku tertentu alat-alat tersebut ditambah dengan kue lima jenis yang dimasukkan
kedalam piring dan disatukan dalam ceper atau baki yang dikenal dengan istilah
batu ana.
Menurutnya terkadang ada tuan
rumah yang menyediakan syarat ini ala kadarnya saja. Bahkan kadang pisang yang
diberikan pisang mentah, atau kecil-kecil dan tidak bagus masaknya. Padahal
menurutnya alat-alat ini menetukan perubahan wajah si pengantin.
“Macam mane seri wajah nak
keluar, kalau syarat-syaratnye jak kite sembarangan, pisang kecik-kecik, biar
gak dua butik, asal pisang tu bagos, gemok, masak” jelasnya.
Namun, jika beliau mengeluhkan
hal ini pada tuan rumah, tak jarang ia malah mendapatkan perkataan yang tidak
mengenakan. Mak Penganten yang cerewet. Ia
juga beranggapan bahwa dulang-dulang
tersebut sebagai syarat penting sebab
menghias wajah seseorang dan mencukur alis itu artinya sama saja mengubah wajah
orang. Dan, Itu dosa. Maka dari itu sebelum menghias , ia bertanya dulu pada si
peganten wanita ikhlas dan ridha tidak bila alisnya dicukur.
“ Bedose kite buang bulu rome
orang, ndake itu same gak kite merubah wajah orang. Ape agik dikasi bedak,
gincu”
Syarat lain yang tak kalah
pentingnya adalah kain putih. Kain putih digunakan untuk alas wajah dalam
berhias. Menurutnya kain ini juga bisa bermanfaat menutup aib seorang
penganten. Menutup aib yang dimaksudkan adalah, jika si penganten itu telah
beradan dua, maka kain putih itu berfungsi untuk menutupnya. Menurutnya kain
tersebut ia ikat diperut si wanita, dan, selama ini cara itu sangan efisien.
Dan tentunya dengan meohon kepada Allah agar aib sipenganten tertutup. Adat dan tradisi memang tak
terpisahakan dari acara pernikahan. Meski tidak semua orang melaksanakannya,
namun untuk kalangan yang masih mempercayai kekuatan adat dan tradisi tersebut
akan terus melestarikannya. Wallahu’alam.
0 komentar:
Posting Komentar