Menjadi Sastrawan Kal-Bar

Beberapa waktu lalu, melalui jejaring social , teman saya  menandai informasi  kalau Bang  Dedy Ari Asfar berencana akan membuat kumpulan cerpen karya sastrawan Kal-Bar. Tak lama kemudian, informasi itu juga saya  terima dari Pembimbing Club Menulis. Buku itu adalah buku yang akan memuat  tulisan-tulisan dari sastrawan kalbar.

Saya tak mau ketinggalan untuk menitipkan satu tulisan saya dalam buku tersebut, sebab saya pikir ini adalah kesempatan besar untuk menghasilkan sebuah karya. Siapa tahu suatu saat nanti saya akan benar-benar menjadi seorang sastrawan besar, yang mampu menghasilkan banyak karya yang bermanfaat untuk semua orang. Itung-itung sebagai investasi jangka panjang. Sebab saya teringat petuah Pembimbing Club Menulis yang mengatakan “ Menulis itu bukan pekerjaan yang sia-sia, bisa jadi buku kalian akan sangat bermanfaat, mungkin bukan  hari ini, bulan depan, atau tahun depan melainkan beberapa tahun mendatang” . Dan, saya setuju akan hal itu, buktinya penulis sepopuler Andrea Hirata tidak menyangka bukunya bisa laris manis dan belum lama ini buku karya anggota Club Menulis menjadi salah satu referensi untuk sebuah penelitian besar padahal buku tersebut baru akan dilaunching bulan ini. Kemudian ini juga sebagai  langkah awal untuk menjadi  seorang penulis,
Banyak orang yang mengatakan kalau menulis itu tidak mudah, sulit untuk menyusun kata-katanya. Padahal kalau menurut saya, menulis itu bukan perkara bagaimana merangkai menjadi susuan kata yang indah, tetapi bagaimana kita melatih diri untuk terbiasa menulis dan membaca . Sehingga saat sudah terbiasa maka pembendaharaan kata kita banyak dan akan  lebih mudah kita merangkai dan menyusun kata-kata itu untuk menjadi tulisan yang menarik. Apalagi kebiasaan kita adalah selalu merasa jelek dan tidak PD terhadap tulisan kita sendiri.
Menurut hemat saya, rencana  pembuatan buku ini cukup menarik dan dapat dijadikan sebagai motivasi kepada para penulis khususnya para penulis pemula. Mungkin saja tidak sedikit orang yang hobby menulis dan ingin tulisan itu tidak hanya menjadi konsumsi pribadi dirinya semata, tetapi juga dapat dibaca oleh semua orang.Namun mereka bingung bagaimana menyampaikan tulisannya lewat buku. Cerpen sastrawan ini nampaknya menjadii jawabannya.Tentunya bagi mereka yang menginginkan hal tersebut terwujud, pasti  tak akan menunda-nunda kesempatan.
Buku kumpulan cerpen Sastrawan Kal-Bar ini adalah satu bentuk gebrakan serta dorongan untuk menghasilkan karya ditengah kemelut krisis menulis dan membaca. Kita sering membanggakan penulis-penulis dari luar padahal tanpa kita sadari orang Kal-Bar mampu untuk berkarya. Saya jadi berandai-andai jika  menulis telah menjadi budaya di Kal-Bar maka suatu saat Kalimantan Barat mampu melahirkan sastrawan-sastrawan sepopuler Taufik Ismail, MH. Ainun Najib,Anddrea Hirrata, Kang Abik.Tak ada hal yang tak mungkin.
Saya juga berharap, inisiatif Bang Dedy ini dapat menjadi motivasi awal untuk membangun kembali semangat menulis, sehingga besok kita akan menjumpai para sastrawan-sastyarawan Kal-Bar melalui buku –buku mereka yang tersebar ditoko-toko buku, dan berharap kita menjadi terbiasa dalam menulis, sehingga tanpa sengaja jemari kita mampu menghasilkan tulisan yang menarik. Yakinlah!!!
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar: