Memilih menjadi desainer, Walanda rela melepaskan pekerjaannya di salah satu bank ternama. Keputusan yang diambil melalui pertimbangan yang matang itu, akhirnya menuai hasil yang menggembirakan. Selain mengikuti fashion show, dia kerap di undang menjadi public speaker dan hijab tutorial di berbagai even di Kalbar. Dalam waktu dekat, dia juga di undang oleh Kedutaan RI di Malaysia untuk mengikuti kegiatan fashion show disana.
Nah, kali ini
For Her akan mengupas kiprah desainer asal Kalbar. Sejak dua tahun terakhir
ini, hasil rancangannya banyak digemari masyarakat Kalbar bahkan sudah
didistribusikan di Jakarta dan Bandung. Dia adalah Walanda Siti Nurlaila,
wanita kelahiran Jakarta, 25 tahun silam. Melalui Ndastila yang menjadi
brandnya, dia telah mengeluarkan cukup banyak koleksi busana muslimah. “
Ndastila itu singkatan dari nama saya,” terangnya.
Dikatakan Nda-sapaannya, menjadi desainer adalah passionnya.
Beruntunglah keinginannya ini mendapat dukungan dari suami maupun keluarga. “
Ketika mempertimbangkan antara pekerjaan dan hobi, saya diskusi dengan suami.
Alhamdulillah suami mengizinkan. Apalagi dia tahu bahwa saya suka menggambar
dan termasuk wanita yang senang dengan banyak aktivitas. Kalau di perbankkan
itu cenderung aktivitasnya itu-itu saja,” kata ibu satu anak ini.
Dikatakan dia,
menjadi seorang desainer ini membuatnya lebih kreatif. Bahkan siapa sangka,
kemampuannya merancang busana muslim
didapat secara otodidak. “Setiap 6 bulan sekali, saya launching hasil rancangan
saya. Tahun ini launchingnya pada
tanggal 21 Maret mendatang dengan serangkaian acara, diantaranya fashion show,
pemilihan modelhunt, juga lomba modeling,” beber alumni Fakultas Ilmu
Komunikasi Unpad Bandung ini.
Sedikit bocoran, pada launching kali ini, Walanda akan
meluncurkan busana rancangan terbarunya dengan tetap mempertahankan warna yang
natural dengan model yang elegan. “
Mungkin butik saya ini menjadi pionir yang melakukan launching. Saya juga
sengaja melakukan hal ini untuk memenuhi kebutuhan wanita muslimah. Launching
kali ini tetap mempertahankan ciri khas dari Ndastila yakni anggun dan elegan. Jadi ada koleksi premium
yang bisa digunakan untuk acara cocktail atau lebih resmi. Adapula daily wear
yang cocok untuk suasana santai, seperti ke kampus atau harian,” katanya.
Dikegiatan itu juga diisi dengan serangkaian acara.
Diantaranya fashion show, lomba modeling juga pemilihan model hunt. Model hunt
merupakan pemenang yang menjadi brand ambassador Ndastila. “Model yang dipilih
adalah model yang kesehariannya berhijab. Tujuan dari even ini ingin mencari
bakat-bakat model muslimah. Selama ini sulit mencari model yang berhijab
kesehariannya. Sedangkan pemenang modelhunt itu harus berhijab dan juga
didukung dengan kecerdasan serta attitude yang baik,” katanya.
Dalam
mengembangkan usahanya, ia lebih banyak melakukan sendiri. Mulai dari konsep,
desain, pemasaran. Ini juga menjadi tantangan tersendiri baginya dalam
mengembangkan usaha. Dari yang menghadapi customer dari berbagai kelas. Ada
yang cerewet ada pula yang ingin eksklusif. Hingga anggapan remeh orang lain. “Hampir
semuanya di urus sendiri. Mulai dari marketing, konsep, desain, hunting bahan.
Tapi terkadang suami dan keluarga juga
bantu mempromosikan. Kecuali kalau ada even atau launching baru meminta bantuan
orang lain,” pungkasnya.
-------
Dari mana Anda menemukan Inpirasi?
Inspirasi datang dari mana saja. Bisa dari teman, keluarga,
googling. Terpenting dari setiap ide itu tetap mempertahankan ke kekhasan dari
Ndastila yakni dengan warna-warna keci dan simple namun elegan. Jarang ada
warna koleksi yang terang. Terlihat lebih manis. Model dan bahannya mengikuti
perkembangan.
Apakah Anda pernah gagal dalam merancang busana?
Cukup sering gagal sehingga terpaksa dibuang. Kadang hasil
rancangan di kertas tidak bisa terealisasi ketika dibuat pakaian. Biasanya
tidak sesuai bahan. Apalagi kendalanya, di Pontianak ini mencari bahan cukup
sulit.
Lebih sibuk jadi karyawan atau pengusaha?
Sebenarnya kesibukkannya sama-sama sibuk. Hanya saja, jadi pengusaha kesibukkan itu untuk kita. Kalau jadi karyawan kesibukkan itu untuk orang lain. Biasanya diperintah, sekarang saya bisa memerintah.
Sebenarnya kesibukkannya sama-sama sibuk. Hanya saja, jadi pengusaha kesibukkan itu untuk kita. Kalau jadi karyawan kesibukkan itu untuk orang lain. Biasanya diperintah, sekarang saya bisa memerintah.
Bagaimana mengatur waktu?
Mengatur waktu menjadi hal sulit bagi saya. Tapi saya tetap
mengutamakan keluarga. Ketika di rumah saya menjadi ibu rumah tangga, di butik
menjadi owner. Jadi sebisa mungkin mengatur waktunya. Apalagi jika ada undangan
mengisi acara. Anak saya juga masih ASI. Maka setiap dua jam sekali biasanya
saya pulang, lalu pergi lagi. Setiap jum’at malam atau minggu malam, itu
menjadi acara keluarga. Sebab Hari Sabtu dan Minggu itu yang kerjaannya lebih
banyak.
Apa saran Anda untuk pemula?
Pertama melakukan apa yang kita suka. Tekuni terus melakukan
usaha. Belajar-belajar dan belajar. Bertemanlah sebanyak-banyaknya. Jangan
takut untuk bersaing dengan orang baik dalam maupun luar negeri. Sebab
sebenarnya kita bisa dan mampu asal mau berusaha.
Apa harapan Anda?
Inginnya tetap bertahan dan semakin cemerlang. Ndastila bisa
mengglobal dan membuktikan bahwa orang Pontianak juga bisa dan siap bersaing
dengan desainer-desainer lainnya dengan kualitas yang sama. Jadi ingin
menaikkan standartnya, bisa keluar negeri terus belajar. Kedepan ada keinginan
untuk meluncurkan koleksi dengan mengangkat culture Kalbar. Tak hanya itu saja,
rencananya juga ingin merancang busana anak-anak.
0 komentar:
Posting Komentar